Tugas Bahasa Indonesia
Meresensi buku fiksi
Disusun untuk memenuhi Tugas Harian
Di susun oleh :
Nama
: Anik Tyas Ifkarina
Kelas :
X1 NS 1
No.
Abs : 04
UPTD SMA NEGERI 3 SLAWI
RINTISAN
SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
Tahun
2012/2013
Bagiku,
teman atau lawan?
Judul
buku : Biru Laut
Nama
pengarang : Diah Fadjar Intan
Nama
penerbit : PT Tiga Serangkai Mandiri
Tempat terbit :
Solo
Tahun
terbit : 2006
Jumlah halaman :
156 halaman
Tebal buku : 18 cm
Cover/gambar depan :
Novel Biru
laut adalah tulisan fiksi yang diilhami dari sebuah kisah SMA. Tiga tahun
hidup yang terlewati, terasa nyaris tanpa kesan. Berada diantara dua kubu yang
berbeda. Novel ini melengkapi deretan
novel serial muslimteenlit yang bercerita tentang Kaum muda yang identik dengan
segala idealisme tingginya, seringkali menggangap tradisi kelompok yang
dianutnya sebagai sebuah pegangan penting yang tak mudah tergeser oleh
kepentingan apapun. Tak jarang, cap eksklusivisme akan menempel ketat menjadi
atribut kelompok yang sulit di tinggalkan. Yang akhirnya berpotensi memicu
timbulnya friksi-friksi remaja.
Biru
Laut menjadi refleksi sederhana tentang ikatan persahabatan masa remaja
yang begitu kuat disela-sela perjalanan khasnya mencari jati diri. Novel ini juga
ingin memaknai dalamnya sebuah kebersamaan antara dua kelompok remaja berbeda
gaya hidup, remaja islami dan remaja gaul.
Perbedaan
pandangan antara dua kelompok sekaligus pergolakan batin seorang remaja Ani
dalam menentukan sikap diantara dua kubu yang berbeda dan berperan sebagai
penengah, namun cenderung sebagai penonton. Sebagian dari teman-teman masa SMA
itu mengukuhkan idealisme mereka dengan menutup aurat. Sedangakan sebagian yang
lain terbawa arus budaya populer dengan segala pernak-perniknya.
Sementara Ani tidak tidak
sanggup mengikuti keduanya. Meski berjilbab, tapi ani merasa jauh dengan
teman-teman di organisasi keislaman sekolah, Rohis. Sedangkan rasa percaya diri
Ani tidak cukup tinggi untuk bergabung dengan teman-teman “gaul” itu.
Hasilya, Ani seperti merasa tidak mempunyai teman,
dan baru merasakan kehadiran teman-teman ketika kedua kubu bersatu dalam sebuah
acara perpisahan menjelang hari kelulusan. Konflik pergaulan dan keluarga
bertubi-tubi menghantam Ani. Mulai dari adiknya, Rayi yang sangat ingin bertemu
dengan ibunya, bahkan Randi jarang
pulang kerumah karena kecewa dengan ibu dan ayah yang hidup secara terpisah.
Dan yang membuat hati Ani sedih adalah ketika ibunya mengatakan bahwa tidak
bisa datang ke pesta kelulusannya. Namun
Ani sanggup menghadapi semua itu.
Pada akhirnya, inez salah seorang dari kelompok
“gaul” yang sering berpakaian ketat dan menunjukan lekuk tubuhnya itu mengidap
kanker otak stadium lanjut. Ia berusaha menyadarkan sinta (saingannya) agar
mengenakan jilbab sebelum sinta menyesal seperti dirinya. Tak lama setelah inez
meninggal dunia, sinta pun memutuskan untuk mengenakan jilbab sesuai permintaan
inez, yang disambut bahagia oleh Ani dan kelompok remaja islami.
Tanpa sepengetahuan Ani, ibu Ani meluangkan
sedikit waktu untuk hadir di pesta kelulusan anaknya. Ani pun merasa bersalah
karena telah menyakiti hati sang ibu dan meminta maaf kepada beliau. Sang ibu
telah membuat suatu pilihan, ingin hidup bersama anak dan suaminya sebagai ibu rumah tangga,
atau hidup terpisah sebagai wanita karier.
Dan sang ibu pun memilih ingin hidup bersama anak
dan suaminya. Ani merasa bersyukur
karena ibunya mau kembali kerumah seperti dulu. Akhir cerita, Ani tidak perlu
memilih kubu mana yang akan diikutinya, karena kedua kubu telah bersatu. Dan,
Ani tidak perlu menghawatirkan kedua adik kembarnya, karena sang ibu telah
kembal kerumah.
Penulis
asal Bogor ini, menuturkan karya perdananya dalam bahasa yang lugas dan sarat
perenungan. Menjadikan konflik yang bergulir semakin memancing keingintahuan
pembaca dan sayang untuk dilewatkan, khususnya para remaja yang sedang mencari
jati diri. penyampaian dari isi cerita tersebut dapat terserap dengan cepat
oleh pembaca. Namun sayang, tidak
dilengkapi dengan ilustrasi yang membuat pembaca kurang puas.
Mengandung banyak amanat dan hikmah yang dapat
kita ambil di dalamnya.Identitas buku cukup lengkap, sehingga mudah untuk
dianalisis. Selain kelebihan seperti diatas, karya ini pun tidak luput dari
kekurangan, antara lain cover yang terlalu
sederhana, dan judul yang kurang mawakili isi cerita secara keseluruhan.
Beberapa kata yang ditulis dengan bahasa sunda
kurang bisa dimengerti oleh pembaca.
Buku ini sangat bermanfaat bagi anak usia
remaja.dengan membaca buku ini remaja dapat mengtahui sikap yang seharusnya
dilakukan pada masa pencarian jati diri
dan dalam menentukan pilihan di masa muda, agar tidak menyesal di hari tua.
0 komentar:
Posting Komentar